Jenis Karakteristik Bahan Lunak
Beberapa bahan lunak yang dimanfaatkan dalam proses pembuaan berbagai jenis produk kerajinan dibagi menjadi dua jenis produk sebagai berikut.
(A). Bahan Lunak Alam, dan (B). Bahan Lunak Buatan.
(A). Bahan Lunak Alam, dan (B). Bahan Lunak Buatan.
1. Bahan Lunak Alam
Bahan lunak alam adalah bahan lunak untuk suatu karya kerajinan yang digunakan dan diperoleh dari alam sekitar serta cara pengolahannya juga masih alami, tidak dicampur atau dikombinasi dengan bahan buatan. Contoh bahan lunak alam seperti tanah liat, kulit, getah nyatu, bubur tisu, dan flour clay.
2. Bahan Lunak Buatan
Bahan lunak buatan adalah bahan lunak untuk karya kerajinan yang diolah dan dicampur dengan zat kimia tertentu sehingga menjadi lunak, lembut, empuk serta mudah dibentuk. Berbagai macam karya kerajinan dari bahan lunak buatan dapat dibuat berdasarkan bahan yang digunakan. Beberapa bahan lunak buatan yang bisa digunakan untuk membuat suatu kerajinan seperti polymer clay, gips, fiberglas, lilin, sabun, dan parafin.
Keberagaman bahan lunak ini tentunya juga memiliki karakteristik yang atu ciri khas yang berbeda-beda antara satu dengan yang lainnya dan berikut beberapa ciri dari bahan lunak yang patut untuk diketahui dan dimengerti.
a. Bahan lunak alam.
Yang terdiri dari : Tanah liat,Kulit,Getah nyatu,Bubur tisu, dan Plour clay.
Tanah liat memiliki warna yang beragam, tetapi semuanya jenisnya memiliki warna alami tanah, yaitu warna coklat. Ada pula yang berwarna coklat muda, coklat tua, coklat keabu-abuan, dan coklat keputihan. Setiap warna yang dihasilkan oleh tanah, bergantung pada kandungan tanah itu sendiri. Tanah yang kandungan kaolinnya lebih banyak akan berwarna lebih putih, stoneware akan lebih kehitaman/keabu-abuan, sedangkan earthenware akan lebih terlihat cokelat kemerahan.
1. Tanah liat.
Tanah liat memiliki warna yang beragam, tetapi semuanya jenisnya memiliki warna alami tanah, yaitu warna coklat. Ada pula yang berwarna coklat muda, coklat tua, coklat keabu-abuan, dan coklat keputihan. Setiap warna yang dihasilkan oleh tanah, bergantung pada kandungan tanah itu sendiri. Tanah yang kandungan kaolinnya lebih banyak akan berwarna lebih putih, stoneware akan lebih kehitaman/keabu-abuan, sedangkan earthenware akan lebih terlihat cokelat kemerahan.
1. Tanah liat.
- Tanah liat stoneware memiliki daya bakar hingga 1300 derajat celcius sedangkan earthenware hanya sekitar 900 derajat celcius.
- Tanah liat akan mudah hancur jika tidak melalui proses pembakaran. jika dibakar, maka jenis kerajinan ini disebut dengan keramik.
- Campuran tanah liat adalah air.
- Pewarnaan tanah liat dapat menggunakan pewarna glasir ( pembakaran dengan suhu tinggi hingga 1300 derajat celcius), dan dapat pula dibakar hingga 900 derajat celcius lalu diberi warna cat secara langsung.
2. Kulit.
- Kulit berasal dari kulit hewan yang sudah tersamak sehingga memudahkan untuk dibentuk.
- Kulit hewan ada yang berwarna hitam, putih, coklat ataupun krem sesuai dengan jenis hewan yang dimanfaatkan kulitnya.
- Kulit alami jika dibakar akan beraroma seperti aroma sate.
- Kulit tidak tahan dengan lembab atau air yang jika terkena air maka struktur kulit akan rusak dikerakan terjadinya pembusukan oleh bakteri.
3. Getah Nyatu.
- Getah nyatu adalah getah yang berasal dari pohon nyatu yang getahnya berwarna putih.
- Dengan getahnya yang memiliki warna dasar putih, maka memungkinkan untuk dicampurkan dengan warna lain. Pewarna yang digunakan untuk dicampurkan juga berasal dari alam sehingga warna yang dihasilkan juga natural meski tak secemerlang pewarna buatan.
- Jika hendak dibentuk, getah harus dimasak terlebih dahulu agar teksturnya lunak dan mudah dibentuk.
- Jika dipanaskan akan melunak, namun lama kelamaan akan mengeras.
4. Flour Clay.
- Flour Clay berasal dari adonan tepung yang dilumat hingga kalis dan mudah dibentuk.
- Flour Clay juga dicampurkan dengan air.
- Kerajinan dari bahan Flour Clay tidak tahan air, sebab akan mudah rusak.
- Pewarnaan Flour Clay dapat dilakukan dengan pewarna makanan atau sintetis agar bisa menghasilkan warna yang cemerlang.
b. Bahan Lunak Buatan.
Jenis Karakteristik Bahan Lunak |
1. Polymer Clay
- Polymer clay dan plastisin memiliki ciri-ciri yang serupa, memiliki aneka macam warna yang cerah serta memiliki tekstur padat yang lunak.
- Perbedaannnya hanyalah pada Polymer clay tidak mengandung minyak, sedangkan platisin memiliki kandungan minyak.
- Pada saat dikeringkan, Polymer clay dapat mengeras, sedangkan platisin tidak (tetap seperti bentuk semula).
2. Fiberglass.
- Fiberglass memiliki struktur cair dan jika mengering maka akan mengeras.
- Fiberglass juga dapat dibentuk ketika setengah mengeras dengan menggunakan cetakan atau di cor.
- Campuran Fiberglass adalah katalis. Katalis inilah yang akan membuat Fiberglass dapat mengeras dengan cepat.
- Pewarna Fiberglass dilakukan pada waktu masih dalam keadaan cair maupun saat bahan sudah mengering.
- Fiberglass Tahan lama dan kuat. Wujudnya bening seperti kaca atau air, sehingga dapat dibentuk kerajinan yang menyerupai air.
3. Lilin dan Parafin.
- Lilin dan Parafin berwujud padat, namun jika dipanaskan akan mencair.
- Pengolahan kerajinan dengan bahan lilin dan Parafin dapat dilakukan dengan cara menggunakan cetakan atau dicor.
- Pewarnaanya dilakukan pada saat lilin sedang dalam keadaan cair.
- Lilin dan Parafin dapat dicampurkan juga dengan aroma pewangi tertentu dengan kesan untuk menambah sensasi saat digunakan.
- Lelehan lilin atau parafin yang terbuang dapat dipanaskan dan dicetak kembali.
4. Gips.
- Bentuk atau wujud dari bahan Gips adalah berbentuk serbuk, dicampurkan dengan air menjadi adonan yang kental. Adonan inilah yang akan menjadi keras jika didiamkan. Oleh sebab itu, mengolah Gips harus dengan cara dicor atau dicetak.
- Pewarnaan Gips biasanya dilakukan setelah produk dari Gips sudah jadi.
- Produk Gips ini mudah pecah sehingga harus berhati-hati saat mencoba membuat karya dari bahan ini.
5. Sabun.
- Sabun berwujud padat sehingga dapat langsung diukir saat padat.
- Sabun juga dapat diparut/dihaluskan dan dibentuk seperti flour clay.
- Sabun yang didiamkan akan mengeras.
- Pewarnaan pada sabun dilakukan dengan mempertahankan warna sabun atau dapat pula ditambahkan dengan biang warna saat sabun dibuat menjadi adonan.
0 komentar:
Posting Komentar